Hipotermia
Hipotermia

Sequent – Hipotermia. Mendaki gunung memang menantang dan penuh pesona. Dari udara segar, pemandangan luar biasa, hingga rasa puas saat mencapai puncak semuanya bikin ketagihan. Tapi di balik keindahan itu, ada risiko serius yang sering diremehkan: hipotermia.

Apa Itu Hipotermia?

Hipotermia adalah kondisi ketika suhu tubuh turun drastis di bawah 35°C. Normalnya, suhu tubuh kita berkisar di 36,5–37,5°C. Tapi saat tubuh tidak mampu menghasilkan panas sebanyak yang hilang, fungsi organ pun bisa kacau. Bahkan, kalau dibiarkan, bisa berakibat fatal.

Kenapa Bisa Terjadi Saat Naik Gunung?

Ada beberapa alasan kenapa pendaki lebih rentan mengalami hipotermia. Mari kita bahas satu per satu:

1. Suhu di Pegunungan Jauh Lebih Dingin

Semakin tinggi tempatnya, semakin rendah suhunya. Setiap naik 100 meter, suhu bisa turun sekitar 0,6°C. Jadi jangan heran kalau siang panas, tapi malam bisa menggigil. Banyak pendaki yang lengah karena merasa siang masih “aman-aman saja”.

2. Keringat Bisa Menjadi Musuh

Saat mendaki, tubuh mengeluarkan banyak keringat. Nah, kalau pakaian basah oleh keringat dan tidak segera diganti, air itu bisa menyerap panas dari tubuh. Alhasil, kamu bisa menggigil bahkan saat tidak merasa hujan atau terkena air luar.

3. Cuaca Gunung Sangat Tidak Stabil

Angin kencang, hujan mendadak, atau kabut tebal bisa muncul kapan saja. Cuaca ekstrem seperti ini mempercepat hilangnya panas tubuh. Belum lagi jika pakaian atau perlengkapan tidak memadai.

4. Kelelahan Menurunkan Kemampuan Tubuh Menghangatkan Diri

Tubuh menghasilkan panas saat kita bergerak. Tapi ketika tubuh sudah terlalu lelah, kemampuan menghasilkan panas juga menurun. Inilah kenapa hipotermia sering menyerang saat pendaki berhenti bergerak terlalu lama di tempat dingin.

5. Kurangnya Asupan Energi

Mendaki butuh energi besar. Jika kamu tidak makan atau minum cukup, tubuh jadi kesulitan menjaga suhu stabil. Energi itu bukan cuma buat jalan, tapi juga buat “kompor internal” di tubuh kita tetap nyala.

Gejala Hipotermia yang Wajib Dikenali

Kenali gejalanya sejak dini untuk mencegah hal fatal:

  • Menggigil hebat
  • Bibir membiru
  • Bicara mulai pelo
  • Koordinasi tubuh terganggu
  • Bingung atau mengantuk parah
  • Detak jantung dan napas melambat (hipotermia berat)

Cara Mencegah Hipotermia Saat Naik Gunung

Berikut beberapa tips sederhana tapi vital:

  • Gunakan pakaian berlapis, termasuk base layer yang cepat kering dan outer tahan angin/air.
  • Segera ganti pakaian basah dengan yang kering.
  • Istirahat di tempat terlindung, jangan diam terlalu lama di angin terbuka.
  • Cukupi makanan dan minuman hangat, bahkan kalau tidak lapar.
  • Selalu cek ramalan cuaca sebelum berangkat.
  • Bawa perlengkapan darurat, seperti jaket foil, ponco, dan sleeping bag hangat.

Hipotermia bukan cuma soal “kedinginan”. Ini kondisi serius yang bisa terjadi pada siapa saja, bahkan pendaki berpengalaman. Karena itu, persiapan matang, perlengkapan yang sesuai, dan pengetahuan tentang tubuh kita jadi kunci keselamatan. Ingat, naik gunung itu menyenangkan—asal kita tahu cara melindungi diri.

By SEQUENT

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *